Menulis Fiksi
Kiat Menulis Cerita Fiksi
Kali ini seperti biasa pertemuan belajar menulis diawali oleh omjay memperkenalkan tokoh yang akan tampil untuk menjadi nara sumber yaitu Bapak Sudomo, S. Pt. dan moderatornya yang tidak asing lagi yaitu ibu Aam yang sangat aktif sekali mengakomudir dan mendampingi peserta dalam kegiatan belajar menulis gelombang ke-19 dan ke-20 ini.
Bu Aam selaku moderator langsung mengawali kegiatan belajar menulis dengan diawali memperkenalkan nara sumber yang hebat yaitu Bapak Sudomo, S. Pt. Beliau adalah salah satu alumni jebolan gelombang 16 yang telah sukses menulis buku resume dengan gaya cerpen atau gaya fiksi.
Sebelumnya memulai kegiatan belajar menulis nara sumber perkenalkan nama saya Sudomo, S.Pt. yang mengajar IPA di SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat. Beliau juga seorang pencinta formula fisika, gejala alam semesta, dan rangkaian kata. Beliau seorang sarjana peternakan yang mengajar IPA, tetapi juga mencintai dunia menulis fiksi.
Dalam pengakuannya sebuah perjalanan panjang yang akhirnya mengantarkannya membawa semakin dalam ke dunia menulis fiksi pada saat mengikuti kelas menulis Omjay gelombang 16
Diatas Link Materi dan Karya dari Bapak Sudomo, S. Pt.
Adapun Karya-karya beliau
Dalam menulis kita harus memperhatikan :
1. Mengapa kita harus menulis fiksi? Ini penting karena menjadi dasar bagi kita untuk belajar menulis fiksi. Alasan utama adalah salah satu materi dalam tes Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Teks Literasi Fiksi. Artinya saat ini kita sebagai guru harus bisa menulis fiksi.
Tujuannya agar mudah menyediakan soal latihan bagi murid kita. Alasan berikutnya adalah dengan menulis fiksi akan bermanfaat dalam pengembangan profesi kita sebagai guru. Kumpulan cerita fiksi bisa dibukukan sebagai syarat kenaikan pangkat. Novel termasuk kategori karya seni kompleks. Kumpulan cerpen bisa termasuk kategori karya seni sederhana.
2. Syarat menulis fiksi, yaitu komitmen, riset, membaca karya fiksi, mempelajari KBBI dan PUEBI, memahami dasar menulis fiksi, dan menjaga konsistensi menulis fiksi.
3. Bentuk-bentuk cerita fiksi, yaitu fiksimini, flash fiction, pentigraf, cerpen, prosa, novela, dan novel. Perbedaan terletak pada kompleksitas konflik cerita. Selain itu ada juga batasan kata dan ada juga yang menggunakan batasan paragraf.
4. Unsur-unsur pembentuk cerita fiksi, yaitu tema, premis, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut pandang. Dari sekian unsur ada premis yang mungkin baru bagi Bapak/Ibu. Apa itu premis? Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Terdiri dari karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan, dan resolusi.
Contoh premis: Seorang anak memiliki kemampuan sihir bersekolah di sekolah sihir yang harus melawan penyihir jahat demi kedamaian bumi. Dari contoh jika dijabarkan adalah sebagai berikut:
karakter: anak
tujuan tokoh: kedamaian bumi
rintangan: melawan penyihir jahat
resolusi: belajar sihir
5. Kiat menulis fiksi.
- Niat, terkait motivasi diri memulai dan menyelesaikan tulisan;
- Baca karya orang lain, bahan referensi, gaya bercerita, menambah diksi
- Ide dan Genre, terkait mencatat ide dan pilihan genre yang disukai dan dikuasai
- Outline, terkait kerangka tulisan berdasarkan unsur-unsur pembentuk cerita fiksi
Menulis, terkait membuka cerita, mengenalkan tokoh, menguatkan konflik, menggunakan pertimbangan logika cerita, susunan kalimat pendek dan jelas, pilihan kata, teknik show don't tell, dan ending yang baik.
Pada sesi tanya jawab beliau meminta para peserta untuk menjelajahi web beliau: www.eigendomo.com atau bianglalakata.wordpress.com
Terima kasih Pak Sudomo ada nuansa lain lagi dalam menulis yang saya dapat sebagai sharing ilmunya.
Salam Blogger, Salam Literasi
Komentar
Posting Komentar