Non Fiksi
Menulis Konsep Buku Non Fiksi
Tema : Konsep Buku Non Fiksi
Nara Sumber : Musiin, M. Pd.
Gelombang : 19
Pelatihan menulis online via WA malam ini nara sumbernya adalah ibu Musiin, M. Pd. atau biasa dipanggil Bu Iin oleh orang-orang di sekitarnya memiliki hobi membaca buku, menulis, travelling dan memasak. Ia lahir di kota Tahu Takwa Kediri dan merupakan seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri sejak tahun 1998. Sedangkan moderator malam ini adalah Mr. Bams yang sudah tidak asing lagi. Sang moderator mengawali pertemuan malam ini dengan menyatakan kata-kata kiasan "Semangat Agustus terus membara, walau masih didera pandemi. Pandemi tak menyurutkan kita untuk terus belajar dan belajar". Suatu kegiatan yang sangat positif sekali dalam rangka peningkatan kompetensi dalam menulis.
Bu Iin merupakan alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8 yang juga mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Beliau bersembilan telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan buku-bukunya telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karyanya berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi. Beliau telah berhasil mengalahkan ketakutan dari dirinya sendiri. Ketakutan itu merendahkan potensinya untuk menulis.
Ibu Iin menyemangati peserta dengan mensupport peserta dengan mengatakan peserta pasti juga mampu menjadi PEMENANG DENGAN MENERBITKAN TIDAK HANYA 1 buku namun puluhan buku, seperti jejak beliau.
Beliau mengenang kisahnya yang marasa ketakutan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:
1. Takut tidak ada yang membaca.
2. Takut ssalah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
3. Merasa karya orang lain lebih bagus.
Bu Iin menyatakan bahwa Prof. Eko diibaratkan sebagai seorang Master Chef yang memberi kita banyak pilihan bahan masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa kita peroleh di Prof EKOJI Channel. Seperti yang disampaikan Prof Eko, Bapak Ibu bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Beliau memiliki buku.
Menulis bukanlah hanya keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.
Pada kesempatan ini beliau mengatakan tentang tujuan kita dalam menulis, karena sebelum memutuskan untuk menulis kita harus mengetahui terlebih dahulu tujuan kita menulis. Dan beliau menyatakan alasannya ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut:
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.
Kutipan dibawah ini merupakan semangatnya untuk menulis
Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:
- Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit); Contoh: Buku Pelajaran
- Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses; Contoh: Buku Panduan
- Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)
Proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah, yakni:
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan
Dalam Mempersiapkan Pratulis:
1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. (ujarnya).
Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya:
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
Kisahnya mengenai buku yang dia tulis. Tema yang diangkat di bukunya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020.
Sedangkan referensi berasal dari data dan fakta yang diperolehnya dari literasi di internet.
Referensi terdiri dari:
1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
3. Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;
4. Penemuan yang telah didapatkan;
5. Pemikiran yang telah direnungkan.
Tahap berikutnya membuat kerangka. Nah kerangka ini diajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.
BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial
BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital
BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat
BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62
Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, beliau mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean di Channelnya (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)
Berikut ini adalah anatomi sebuah buku non-fiksi:
I. Anotomi Buku
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis
Beliau menyatakan anatomi itu harus ada, karean jika nanti kita mengikuti ujian sertifikasi penulis, kita akan ditanya seputar anatomi buku. Seandainya kita memakai jalur portofolio, buku yang kita tulis pasti akan dilihat anatomi bukunya.
II. Menulis Draf
1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan
III. Merevisi Draf
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.
IV. Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma
KBBI online sangat membantu penulis dalam menyunting naskah.
V. Baru Penerbitan Buku.
Hambatan-hambatan dalam menulis:
1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis
Cara Mengatasi Hambatan:
1. Banyak membaca
2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan saya hobi memasak)
Beliau menyatakan banyak hal yang dapat kita lakukan dalam menulis. Semisal kita mulai menulis dari bangku SD mungkin berapa banyak karya yang sudah kita hasilkan. Terima kasih Bu Iin kereeen sekali sharing ilmunya.
#salam Bloger
#salam Literasi
Komentar
Posting Komentar