Kapan Proofreading dilakukan

 

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan



Pertemuan ke-15   : 13 Agustus 2021 Jam 19.00 WIB
Tema                        : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Nara Sumber        : Susanto, S. Pd.
Gelombang            : 19 

Pertemuan pelatihan belajar menulis malam ini di pandu oleh moderator yang cantik yaitu ibu Maesaroh dan nara sumbernya adalah Bapak Susanto, S. Pd. yang kerap di sapa dengan Pak D Susanto. Malam ini tema yang diusung adalah Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan. Diawali pembukaan oleh sang moderator dengan membaca Bismillahirrohmanirrohim maka secara otomatis kegiatan pelatihan menulis online ini dibuka dan langsung moderator memperkenalkan nara sumber dan menampilkan biodata seorang nara sumber. 

Mengawali acara belajar menulis Pak D Susanto menjelaskan Arti dari proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Dalam melakukan swasunting biasanya dilakukan setelah selesai menulis, jangan menyunting sambil menulis, fokus penyuntingan pada kesalahan penulisan, ejaan, kata baku, aturan penulisan, dan logika cerita. Selain itu harus kejam pada tulisan sendiri. Terakhir adalah berpegangan pada KBBI dan PUEBI. 

                                 

Berikut beberapa buku yang ikut di dalamnya sebagai editor untuk penerbitan di antaranya:

1. Kunci Sukses Menjadi Moderator Online (Aam Nurhasanah), Desember 2020.

2. Patidusa Pujangga Wiyata, Antologi Puisi Nusantara Bergema (Aam Nurhanasa, dkk), Januari 2021.

3. Bait-bait Kerinduan, Antologi Puisi Ungkapan Rasa Rindu (Rofiana, S.Pd., dkk), Maret 2021, Januari 2021.

4. Haru Biru Perjalananku, Catatan Perjalanan Tugas Kepala Sekolah Daerah Terpencil dan Satu Atap (“Ambu” Tini Sumartini), Maret 2021.

5. Merajut Goresan Tinta Berbuah Karya (Herni Sunarya Banah, S.Pd.), Maret 2021.

6. Purwakarya Literasi, antologi peserta Gel 18 (2021)

7. Membongkar Rahasia Menulis ala Guru Blogger (Bersama Bu Noralia Puspa Yunita dkk), Juli 2021.

Pada kesempatan ini juga Pak D menjelaskan bahwa beliau sangat setuju dengan nasihat para pakar menulis, yakni: "Tulis saja, jangan pedulikan teknis. Salah nggak apa-apa  mumpung ide masih mengalir. Jika sudah selesai, barulah kita lakukan editing."  Namun yang sering terjadi adalah ketika "sedang" menulis, muncul keinginan agar tulisan ini harus sempurna. Sehingga, muncul kehawatiran: nanti tulisan jelek, tidak layak baca, banyak kesalahan ejaan, kalimatnya tidak pas, dan sebagainya.  Pada akhirnya terjebak untuk segera memperbaiki. 

Hal lain (biasanya seorang blogger) ingin segera menerbitkan tulisan. Begitu selesai menulis, mungkin karena mengejar target atau ingin segera mempublikasikan, langsung klik tombol kirim. Akhirnta,  alih alih tulisan menjadi lebih baik, malah tulisan "nggak jadi-jadi". Untuk yang berikutnya, maksud hati membuat tulisan yang menarik, akibat kurang cermat dalam pengetikan tulisan di blog, nilai tulisannya menjadi kurang menarik. Sangat disayangkan, ya?

Dalam proofreading, untuk memeriksa teks apakah terdapat kesalahan dalam penulisannya maksudnya adalah memeriksa kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata.

Perbedaan Proofreading dengan Pengeditan

Editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan. Jadi, proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.  

Pendapat yang lain juga menyatakan bahwa pengeditan merupakan proses yang melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

Menurut Pak D, tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca, melainkan seorang proofreader juga harus memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami pembacanya. Jadi, harus dapat mengenali apakah sebuah kalimat efektif, struturnya sudah tepat atau belum, hingga memastikan agar substansi tulisan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Alhasil tugas seorang proofreader adalah bagaimana caranya membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.

Bagaimana kita dalam melakukan Proofreading? 

Selaras dengan pesan Mazmo, 

1.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit

2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

3.  Konsistensi nama dan ketentuan

4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya

Jadi didalam penulis yang melakukan proofreading sesungguhnya sedang bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulisnya sudah bisa dimengerti dengan mudah.

Trik Cara mudah didalam memeriksa tulisan.

Baik di MS. Word maupun di blog biasanya kita bisa melakukan pencarian dengan menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). Kemudian, kita bisa mengetikkan misalnya tanda "," (tanda koma) maka akan muncul highlight teks dengan warna kuning. Setelah itu kita periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda koma. 

Begitu juga hal yang serupa bisa kita lakukan pada tanda baca lainnya. Jika hal ini kita lakukan maka post blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan. Kesalahan sekecil apapun lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Nah hal sekecil inipun akan sering mengganggu oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya. Jika kata yang mengikuti di adalah verbal atau kata kerja maka di ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-. Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan dalam penulisan bahasa Indonesia.

Berikut Contoh Video sebelum dipublikasikan, kita melihat di pratinjau (preview) jika ada kesalahan, pada draf kita tekan tombol CTRL+F  lalu melakukan proses perbaikan tulisan  


Berikut contoh sederhana proofreading:

Teks asli

Membuat cerita fiksi memang sedikit berbeda dengan cerita non fiksi. Tetapi cerita non fiksi dapat disampaikan dengan gaya cerita fiksi agar lebih menarik. Tentu sepanjang tidak bertentangan dengan aturan penulisan karya non fiksi yang telah ditentukan, seperti makalah ilmiah, laporan penelitian, dan sejenisnya.

Teks Perbaikan

Membuat cerita fiksi memang sedikit berbeda dengan cerita nonfiksi. Tetapi, cerita nonfiksi dapat disampaikan dengan gaya cerita fiksi agar lebih menarik. Tentu sepanjang tidak bertentangan dengan aturan penulisan karya nonfiksi yang telah ditentukan, seperti makalah ilmiah, laporan penelitian, dan sejenisnya.

Penjelasannya: 

Didalam KBBI, non (adv) tidak; bukan: nonaktif; nonberas, tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara). Misalnya: Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup. Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya. Jadi, jika dalam melakukan proofreading hendaknya kita menggunakan alat bantu, yaitu 
1. Puebi daring; 
2. KBBI daring

Dalam sesi tanya jawab Pak D menjelaskan "pada penerbit ada petugas, dan kata Pak Joko Penerbit ANDI, kalau tidak salah, unsur ejaan porsinya hanya 10% pada penilaian naskah". Namun, jika tidak dilakukan proofreading, siapa tahu banyak kesalahan yang menyebabkan editor penerbitan malah memberi skor kecil bagi tulisan kita. Jika tidak mampu melakukan proofreading sendiri, bisa meminta tolong jasa proofreader profesional dari segi biayanya bervariasi.


Berikut kata-kata kunci yang harus kita ketahui:








Sekali lagi ilmu yang sangat bermanfaat dari nara sumber yang sering di sapa dengan Pak D saya jadi paham atas sharing ilmunya bahwa pentingnya seorang penulis melakukan proofreading sebelum buku kita terbitkan. Terima kasih semoga penulis-penulis baru bisa melakukan proofreading dengan baik sehingga kita sebagai penulis dapat menenbitkan karya-karya yang baik dan sempurna.

Salam Blogger
Salam Literasi

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis

Tahun Baru Islam

Antara TIK dan Informatika